IKAMI Sulsel Cabang Jakarta dengan tegas mengecam tindakan represif dan kekerasan aparat kepolisian yang mencederai prinsip hukum, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan. Kami melihat fenomena ini sebagai krisis moral yang melanggar nilai-nilai luhur budaya Bugis, seperti sipakatau (memanusiakan manusia) dan lempu’ (integritas).

Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian kasus kekerasan yang melibatkan aparat penegak hukum telah menjadi sorotan publik. Data KontraS mencatat bahwa sepanjang 2024, telah terjadi lebih dari 700 kasus kekerasan yang dilakukan aparat terhadap warga sipil, termasuk penembakan dan pembunuhan tanpa proses hukum yang adil. Tragedi ini tidak hanya mencerminkan lemahnya pengawasan internal kepolisian, tetapi juga menunjukkan hilangnya rasa empati pacce sebagai dasar dalam menjaga hubungan antarmanusia.

“Kami mengecam keras tindakan aparat yang justru menjadi ancaman bagi rakyat. Polisi adalah simbol hukum dan keadilan, tetapi saat ini seragam coklat mereka menjadi simbol ketakutan dan pelanggaran hak asasi manusia,” ujar Afiq Naufal, Sekretaris Umum IKAMI Sulsel Cabang Jakarta.

Nilai-Nilai Bugis yang Dikhianati

Dalam budaya Bugis, nilai-nilai seperti sipakatau (menghormati kemanusiaan), siri’ (harga diri), dan lempu’ (kejujuran) adalah fondasi kehidupan bermasyarakat. Namun, tindakan semena-mena aparat polisi menunjukkan pengkhianatan terhadap nilai-nilai tersebut. Kekerasan ini tidak hanya melukai rakyat, tetapi juga mencoreng kehormatan aparat itu sendiri.

Tuntutan IKAMI Sulsel Jakarta

IKAMI Sulsel Jakarta menuntut:

1. Reformasi Struktural Polri: Dilakukan perombakan total pada sistem perekrutan, pelatihan, dan pengawasan internal untuk memastikan aparat yang berintegritas.
2. Penegakan Hukum Tanpa Tebang Pilih: Proses hukum yang transparan dan adil terhadap pelaku kekerasan dari institusi kepolisian.
3. Pendidikan Berbasis Nilai Lokal: Dimasukkannya nilai-nilai luhur seperti sipakatau dan lempu’ dalam pelatihan kepolisian untuk membangun mentalitas pelindung rakyat.

Kembalikan Fungsi Polisi Sebagai Pelindung, Bukan Algojo

IKAMI Sulsel Jakarta mengingatkan bahwa rakyat adalah pemilik sah dari keamanan dan keadilan di negeri ini. Seragam coklat harus kembali menjadi simbol pelindung, bukan menjadi momok yang menakutkan. Kami berdiri bersama seluruh rakyat Indonesia dalam menuntut reformasi mendalam untuk menyelamatkan institusi kepolisian dari krisis moral dan keadilan.

Penulis: IKAMI SULSEL Cab. Jakarta

Editor: kaharuddin

Tinggalkan Komentar

Iklan