Jakarta, 21 Januari 2025 – Masalah mahalnya tarif listrik dan air di Rumah Susun Pasar Rumput kembali menjadi sorotan. Penghuni yang mayoritas berasal dari kelas menengah ke bawah merasa terbebani oleh kebijakan ini. Pasalnya, penghuni tidak diperbolehkan membeli listrik dan air dari pihak luar, sehingga mereka terpaksa menerima tarif yang dianggap tidak wajar.
Rizki, Ketua Umum Serikat Mahasiswa Betawi Indonesia (SERAMBI), menyatakan bahwa kondisi ini sangat memberatkan kehidupan masyarakat kecil yang tinggal di rusun tersebut. Menurutnya, kebijakan ini tidak hanya tidak adil, tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar terkait transparansi pengelolaan listrik dan air oleh pengelola rusun.
“Kami menuntut Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera mengaudit Direktur Utama PD Pasar Jaya. Ada indikasi kuat bahwa tarif mahal ini disebabkan oleh pengelolaan yang tidak transparan dan berpotensi merugikan masyarakat kecil,” tegas Rizki dalam keterangannya kepada media.
Ia menambahkan bahwa kebutuhan dasar seperti listrik dan air seharusnya dikelola dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat, terutama bagi penghuni rusun yang sebagian besar penghuni adalah masyarakat dengan kelas ekonomi kebawah.
“Kami tidak hanya meminta transparansi, tetapi juga mendesak adanya regulasi yang melindungi masyarakat dari praktik yang membebani ekonomi mereka. Jika perlu, kami akan menggelar aksi dan menyuarakan tuntutan ini lebih luas,” tambah Rizki.
Rizki dan SERAMBI menyerukan kepada pemerintah daerah untuk segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini. Jika dibiarkan, hal ini dikhawatirkan akan semakin memperburuk kondisi sosial-ekonomi penghuni rusun yang seharusnya dilindungi oleh negara.
Penulis: Rizki
Editor: kaharuddin